Fungsi Produksi dan Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek dan Panjang

 TEORI PRODUKSI ISLAMI

A. Prinsip Produksi Dalam Islam

Pada prinsipnya   kegiatan produksi   terkait seluruhnya dengan syariat Islam,  di mana seluruh kegiatan produksi  harus  sejalan dengan tujuan  dari konsumsi  itu  sendiri.  Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah Saw memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi, yaitu sebagai berikut:

1.Tugas    manusia    di muka    bumi    sebagai khalifah    Allah    adalah memakmurkan  bumi dengan  ilmu  dan  amalnya. Allah  menciptakan bumi dan  langit  berserta  seglala apa  yang  ada  di  antara keduanya karena  sifat Rahmān dan Rahīm-Nya kepada  manusia

2. Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi. Menurut Yusuf Qardhawi, Islam   membuka  lebar penggunaan   metode ilmiah   yang didasarkan pada  penelitian, eksperimen, dan perhitungan. Akan tetapi Islam   tidak   membenarkan pemenuhan   terhadap  hasil   karya   ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan   dirinya   dari al-Qur’an  dan Hadits.

3.Teknik   produksi diserahklan   kepada keinginan   dan kemampuan manusia. Nabi pernah bersabda: Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian”.

4.Dalam  berinovasi  dan bereksperimen,  pada prinsipnya  agama  Islam menyukai   kemudahan, menghindari   mudarat   dan memaksimalkan manfaat. Dalam   Islam   tidak terdapat   ajaran   yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada keberuntungan atau    kesialan,    karena berdalih    dengan ketetapan-Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat di dalam agama-agama  selain Islam.

B. Faktor - Faktor Produksi

Produksi  tidak  akan  dapat dilakukan  kalau  tidak  ada bahan-bahan yang memungkinkan dilakukannya proses produksi itu sendiri. Macam faktor produksi secara teori terbagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut:

1.Sumber Daya Alam.. Menurut  ekonomi  Islam jika  alam dikembangkan dengan  kemampuan  dan tekhnologi yang baik, maka Alam dan  kekayaan  yang terkandung  di  dalamnya tidak  akan  terbatas. Berbeda dengan  pandangan    ilmu ekonomi konvensional,    yang menyatakan kekayaan alam terbatas  karena  kebutuhan  manusia  yang  tidak terbatas. Islam  memandang  kebutuhan  manusialah  yang  terbatas  dan  hawa  nafsu yang tidak terbatas.

2.Tenaga Kerja. Tenaga  kerja  menentukan  kualitas dan  kuantitas  suatu  produksi. Dalam   Islam tenaga  kerja   tidak  terlepas  dari  moral  dan etika  dalam melakukan produksi agar tidak merugikan orang lain. Dan sebagai tenaga kerja mereka  memiliki  hak  untuk  mendapatkan  gaji atas  kerja  yang  telah mereka  lakukan.  

3. Modal. Modal  adalah  segala kekayaan  baik  yang berwujud  uang  maupun bukan  uang  (gedung, mesin,  perabotan  dan kekayaan  fisik  lainnya) yang dapat   digunakan dalam   menghasilkan output

4. Organisasi (manajemen). Dalam   sebuah   produksi hendaknya   terdapat sebuah   organisasi untuk mengatur  kegiatan  dalam perusahaan.  Dengan adanya  organisasi setiap kegiatan  produksi  memiliki penanggung  jawab  untuk mencapai suatu   tujuan perusahaan.

C. Biaya Produksi

Biaya produksi atau cost production merupakan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan atau badan usaha, mulai dari proses pengelolaan bahan mentah hingga menghasilkan barang jadi. Akumulasi dana yang dikeluarkan dalam proses ini disebut sebagai cost production.


Terdapat tiga unsur yang berpengaruh pada besarnya cost produksi, yakni biaya bahan baku langsung, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung merupakan bahan dengan wujud fisik dan akan diproses menjadi produk lain yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Sementara itu, para tenaga kerja membantu proses produksi dan akan mendapatkan upah.

D. Pengaruh Pajak, Bunga Bank, Zakat, dan Bagi Hasil Terhadap Biaya Produksi

    Pengenaan pajak atas suatu barang yang diproduksi dijual akan memengaruhi keseimbangan pasar barang Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak produsen akan mengalihkan beban pajak tersebut ke konsumen, yaitu dengan jalan menawarkan harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya, harga eseimbangan yang tercipta dipasar menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak.

    Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan, sehingga hanya memengaruhi fungsi penawaran, sedangkan fungsi permintaannya tetap. Pajak dapat memengaruhi nilai keseimbangan pasar sebuah barang seperti jumlah keseimbangan dan harga keseimbangan pasar barang tersebut.

    Pajak dapat menurunkan jumlah permintaan barang dipasar karena setelah dikenakan pajak para produsen akan menaikkan harga barang mereka. Jika sebelum terkena pajak fungsi penawaran barangnya adalah Ps= a + bQ, maka setelah terkena pajak fungsi penawarannya akan menjadi Ps=a+bQ+L

    Pengenaan pajak sebesar 1 atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P=a+bQ, maka sesudah pajak akan menjadi P = a + bQ+t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi (cateris paribus), titik keseimbangan akan bergeser menjadi lebih tinggi.

    Pengenaan pajak penjualan atau pajak pertambahan nilai sebesar, 10% dari harta per unit, akan meningkatkan average total cost. Peningkatan ATC (Average Total Cost) atau Biaya Total Rata-rata secara langsung juga berarti meningkatkan MC (Margin Cost) atau Biaya Marginal.

    Berbeda dengan penerapan bagi hasil, di mana bagi hasil dilakukan setelah keuntungan produksi diperoleh. Hal ini tentu tidak akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi. Pada sistem bagi hasil, kurva fix cost tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, sistem bagi hasil tidak akan memengaruhi harga barang. Sama halnya dengan zakat perdagangan yang dihitung berdasarkan keuntungan yang diperoleh. Artinya, zakat dikenakan setelah produksi. Dengan demikian produsen tidak akan membebankannya kepada konsumen, sehingga harga barang tidak mengalami kenaikan.

E. Pemaksimuman Keuntungan

Keuntungan yang maksimum didapatkan apabila perbedaan antara hasil penjualan dengan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Keuntungan diperoleh ketika hasil penjualan melebihi dari biaya produksi. Sementara itu, kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi.
    Dalam menganalisis suatu usaha, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu biaya produksi yang dikeluarkan dan hasil penjualan dari barang-barang produksi. Di dalam jangka pendek, pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan dapat dicari dengan 2 cara yakni:

• Pertama, membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total dan menunjukkan hasil penjualan marjinal sama dengan marjinal. Keuntungan adalah perbedaan atau hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan di antara keduanya adalah maksimum. Untuk menentukan keadaan ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil penjualan total dan biaya total pada setiap tingkat produksi, dimana hasil penjualan total melebihi biaya total pada jumlah yang paling maksimum (keuntungan hasil penjualan - biaya produksi) Misalnya pada produksi 1, hasil penjualan barang produksi adalah 150. sedangkan biaya produksi yang telah dikeluarkan adalah 200, berarti perusahaan rugi 50, bila produksi 2 memperoleh hasil penjualan 300, dengan biaya produksi 280, maka keuntungan yang diperoleh adalah 20.
• Kedua, adalah menggunakan bantuan kurva atau biaya rata-rata dan biaya marginal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat produksi dimana hasil penjualan marginal (marginal revenue MR) sama dengan biaya marginal (MC), MR-MC. Marginal revenue merupakan tambahan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan dari menjual unit lagi barang yang diproduksi. Kalau harga barang tetap Rp.3.000,00 setiap unit tambahan barang yang dijual akan menambah hasil penjualan sebanyak Rp.3.000,00 juga.

F. Motif Produksi

    Motif ekonomi adalah setiap alasan, dorongan, dan kegiatan yang dilakukan seseorang atau badan untuk melakukan tindakan ekonomi.
    Suatu perusahaan berupaya memproduksi suatu barang atau jasa dengan harga yang murah dengan mutu yang baik. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan porsi tententu di dalam pasar secara berkelanjutan. Produk hasil dari produksi bisa berupa produk pertanian, peternakan, perikanan, produk desain dan lain sebagainya. Produksi juga bisa membantu menambah nilai guna barang tersebut misalnya pada kain yang diproduksi dan menghasilkan suatu produk berupa pakaian. Saat memproduksi sebuah barang atau jasa, produsen akan memikirkan tentang kebutuhan dari konsumen, sehingga proses dari produksi ini memiliki tujuan untuk menyediakan barang atau jasa untuk konsumen yang membutuhkan, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
    Proses produksi ini juga memiliki tujuan menambah pemasukan untuk produsen, meningkatkan lapangan pekerjaan, membangun relasi dan menjaga kesinambungan antara produsen dan konsumen.
    





referensi:
Karim.Adiwarman Azwar.ekonomi mikro islami.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2007
Masyhuri. Ekonomi Mikro.Malang:UIN Malang Press 2007

Komentar

Postingan Populer